Penulis: Amir Hamzah, Yossy Berlan NW, Raviona ND, Imam M.
Mahasiswa Akuntansi Universitas Muhammadiyah Malang
JurnalPost.com – Perkembangan bisnis saat ini semakin pesat sesuai dengan tren saat ini dimana masyarakat bergerak di berbagai bidang bisnis. Salah satunya di kota Malang terdapat perusahaan manufaktur yang bidang usahanya mengolah bahan mentah menjadi produk jadi yang siap dijual.
Tidak dapat dipungkiri bahwa keberadaan usaha kecil di Indonesia sangat membantu pertumbuhan perekonomian di Indonesia. Indonesia mengalami krisis mata uang pada tahun 1997-1998 yang mengakibatkan ketidakstabilan perekonomian. Saat itu banyak sekali usaha-usaha besar yang terpuruk bahkan bangkrut, sedangkan UMKM masih mampu bertahan bahkan menembus pasar yang sebelumnya didominasi oleh perusahaan-perusahaan besar (Bustami, 2006: 4).
Pangsit merupakan makanan asal Tiongkok yang dibentuk dan dibuat dari pangsit basah yang biasa kita santap di Indonesia. Umumnya pangsit dimakan dengan dikukus lalu dilumuri minyak cabai, namun bisa juga dimakan dengan cara digoreng. Wontonoma pertama kali dibuka di Malang, tepatnya di Jalan Kertoleksono, depan SDN Ketawanggede. Karena letaknya yang strategis di dekat kampus ternama di Malang yaitu Universitas Brawijaya, toko kelontong ini semakin ramai pengunjung dan telah membuka banyak cabang serta disukai oleh orang-orang ternama.
Biaya variabel pada usaha UMKM Wontonoma antara lain pangsit dan pangsit sebagai bahan baku utama, daun bawang dan kubis sebagai bahan pendamping, biaya tenaga kerja langsung, minyak dan gas sebagai biaya overhead. Variable costing sangat berguna untuk menghitung biaya-biaya yang dikeluarkan untuk memproduksi sejumlah barang tertentu. Dalam menentukan harga pasar, metode penetapan biaya variabel juga berguna untuk menyamakan harga jual agar kompetitif. Selain itu, metode penetapan biaya variabel juga dapat digunakan untuk memprediksi biaya dan keuntungan yang akan diperoleh sesuai dengan jumlah produksi.
Quoted From Many Source